Penyebab Badan Kurus

Penyebab Badan Kurus

Ada beberapa penyebab badan kurus, dan ini bisa berkaitan dengan nafsu makan yang dimiliki seseorang. Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik atau tidak baik. Nafsu makan dikatakan baik apabila proses makan memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energy. Namun jika nafsu makan tidak baik, ada dua hal kemungkinan, pertama ; nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan yang kedua ; adalah nafsu makan berkurang atau hilang.
Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya masuknya makanan melebihi kebutuhan tubuh akibatnya peningkatan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya. Sebaliknya nafsu makan berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan sebagai kesulitan makan yang penyebabnya sangat dipengaruhi oleh gangguan proses makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis.

penyebab badan kurus

1. Penyebab Badan Kurus – Faktor Fisiologis

Gangguan proses makan merupakan gangguan konsumsi atau penyerapan asupan nutrisi yang kurang secara fisiologis. Jadi gangguan dalam proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.

Usia berpengaruh terhadap berat badan karena semakin bertambahnya usia akan menyebabkan semakin berkurangnya kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi atau zat gizi dari makanan sehari-hari.

Selain faktor usia, asupan nutrisi yang kurang penyebabnya bisa karena adanya masalah pada metabolisme tubuh Anda. Misalnya adanya gangguan pada sistem penyerapan (absorpsi) nutrisi di saluran pencernaan. Atau bahkan mungkin ada masalah di sistem pencernaan Anda. Jika Anda termasuk sering mengalami gangguan pencernaan (sering sembelit, sering diare, atau sering merasa nyeri di perut) ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam (internist) untuk memastikan apakah benar ada gangguan pada tubuh Anda.

Banyak kasus kekurusan terjadi lantaran kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi. Atau,kandungan kalori makanan yang dipilihnya rendah, sehingga kalori yang masuk kurang, meskipun jumlah makanan yang dikonsumsi banyak. Itu terjadi, misalnya, pada mereka yang mementingkan makan sayur dan buah-buahan tanpa asupan protein hewani serta karbohidrat yang cukup.

Selain itu, faktor pengaruh lainnya ada] ah penyakitpenyakit kronis seperti tuberkulosis (TBC), kanker, AIDS dan proses penyembuhan atau pemulihan yang melemahkan ketahanan tubuh serta memerlukan persediaan gizi yang lebih banyak. Sehingga bila asupan makanan berkurang sedikit saja maka nilai gizi di dalam tubuh juga akan lebih cepat berkurang.

Pengaruh Genetika sebagai Penyebab Badan Kurus

Lalu apakah pengaruh genetika dalam hal ini? Benarkah genetika bisa sebagai penyebab badan kurus? bahkan tidak bisa menaikkan berat badannya?
Setiap orang pasti memiliki gen di setiap sel yang ada pada tubuhnya. Gen adalah penentu sifat yang diturunkan dari kedua orang tua, baik itu yang resesif ataupun yang dominan. Postur tubuh juga bisa dipengaruhi genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh hanya sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

Anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa sebagai pendorong penyebab badan kurus. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

Proses Lapar

Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf yang mempengaruhi hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor selera pada lidah termasuk lambung dan adanya sinyal lapar dari otak.

Proses dimulai ketika infonrmasi isi pencernaan dari lambung, usus dan metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk adanya peningkatan konsentrasi glukosa setelah makan, menyebabkan adanya rangsangan ke beberapa jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus yang berada di otak.

Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu makan (respon makan) yaitu :
•daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety sistem) dan
•daerah yang disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding sistem).

Ada beberapa input sinyal yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan (respon makan) tersebut dan akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai kebutuhan tubuh.Input-input sinyal tersebut diantaranya :
•Kadar Leptin,
•Ghrelin,
•Distensi Gastrointesyinal,
•Sekresi Colecistokinin dan
•Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin.

Masing-masing dapat dijelas sebagai berikut :

• Kadar Leptin
Leptin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan lemak). Kadar leptin meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan penekanan keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan semakin berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin maka keinginan makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah – sebagai kontrol makan. –

• Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulan nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung. Ghrelin mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Grelin berfungsi juga sebagai stimulan sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan berat badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energy negative misalnya kelaparan,anoreksia nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas.

Menurut Alain Dagher, MD, nafsu makan dikendalikan oleh hormon ghrelin. Ahli saraf dari University McGill ini, meneliti 20 sukarelawan dengan cara meminta mereka melihat gambar makanan dan pemandangan. Setelah itu, para sukarelawan dibagi dalam dua kelompok. 12 orang diminta bergabung dalam kelompok pertama yang diberi suntikan ghrelin dan sisanya adalah kelompok yang tidak mendapat suntikan apapun.
•Yang terjadi pada kelompok pertama adalah mereka melihat gambar-gambar makanan lebih menarik,
•Sementara kelompok lainnya tidak mengalami perubahan persepsi apapun. Dagher pun menyimpulkan, hormon ghrelin adalah pemicu nafsu makan dan itu mengapa mereka yang kelebihan hormon ini akan mengalami kelebihan berat badan.

• Distensi Gastrointestinal
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di lambung dan usus akan terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawa ke inti syaraf pencernaan, nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu makan di otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di keluarkan oleh otak yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi Gastrointestinal atau ketika lambung dan usus terisi, maka otak akan mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung dan usus dalam keadaan kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.

• Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus (duodenum) pada saat pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin menunjukkan sinyal kenyang. CCK juga dapat menyebabkan peningkatan hormon serotonin di hypothalamus. Serotonin adalah hormon yang berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan akan mendukung perasaan nyaman setelah makan.

• Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin
Adanya insulin akan menurunkan kadar glukosa darah menyebabkan aktifnya syaraf yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk makan. Artinya saat glukosa darah sedang diserap oleh saluran pencernaan maka akan muncul rasa kenyang, sebaliknya setelah selesai penyerapan terjadi penurunan penggunaan glukosa oleh sel yang membangkitkan rasa lapar.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah :
•Jangan sampai sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak tidak sampai mempengaruhi orang tersebut untuk segera makan,
•Demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya membuat seseorang berhenti makan tetapi bila yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak teratur maka akan terjadi obesitas.

Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaruhi nafsu makan:
1.Pengaturan pola makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar segera makan dan setelah kenyang segera berhenti.
2.Tingkat pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung dan usus tidak terisi dalam jangka waktu tertentu.
3.Tingkat Kekenyangan yaitu dengan memperhatikan keseimbangan jenis makanan (Gizi Seimbang), makanan berlemak yang enak/lezat normalnya diberikan seimbang dengan jenis makanan lainnya.
4.Memperhatikan atau memperbaiki keadaan (gangguan) nafsu makan yaitu akibat dari gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dll), alergi makanan, intoleransi makanan, stress dan sebaginya. .

2. Penyebab Badan Kurus – Faktor Psikologis (Kurus karena Mikir / Stress)

Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, sosial dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar misalnya :
1.Kebiasaan makan dalam sehari,
2.Makan karena kelezatan makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera
3.Kondisi stress, cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.

Berfikir selalu menjadi ciri khas manusia dibandingkan mahluk lain. Namun, terlalu banyak berfikir juga akan mengakibatkan stres. Berfikir juga membutuhkan tenaga, jika kita terus berfikir dan tidak diimbangi makan yang seimbang maka akan terjadi perombakan lemak dan protein di tubuh. Perombakan itulah yang mengakibatkan otot kita mengecil alias kurus.

Faktor yang terakhir adalah gaya hidup seseorang dalam mengonsumsi jenis-jenis zat tertentu seperti nikotin, kafein dan berbagai macam penyedap rasa. Zat-zat tersebut diketahui dapat mengurangi selera makan yang normal sehingga bila keadaan itu berlangsung terus menerus maka tubuh akan cepat menjadi kurus. Selain itu kurang istirahat juga dapat menyebabkan badan membutuhkan energi terlalu banyak dan bila tidak diimbangi dengan asupan energi yang cukup maka menyebabkan kurus.

Verified by MonsterInsights